Wahperpaduan destinasi yang seru kan. ikutan yuk! Cocok nih buat pemula mendaki gunung. Catet nih tanggal & meponya : Sabtu, 18 Juni 2022 MEPO Sekretariat Backpacker Jakarta Cawang - UKI Jakarta Timur Jam 06.00 WIB ShareCost Rp. 178.618 INCLUDE 1. ELF AC 2. Tol, Mamiro & Tips supir 3. Donasi Sekre 4. Asuransi Perjalanan 5. Simaksi Gunung/HTM 6.
Adayang menarik di balik kisah horor serial kisah tanah jawa: Gunung merbabu merupakan gunung yang terletak di wilayah semarang, boyolali, magelang, dan jawa tengah. Saya belum pernah membaca buku yang secara khusus membahas mengenai letusan gunung tambora pada tahun 1815. "yoyo yang menyelamatkan kamu dan yang lainnya." tuturnya begitu
OpenTrip Pendakian Gunung Lawu merupakan gunung tertinggi ke-4 di Pulau Jawa dengan ketinggian 3.265 M atas permukaan laut yang terletak di Pulau Jawa, Indonesia, tepatnya di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Base Camp Jakarta Bekasi Solo Yogyakarta. Refund: Paling lambat h-30 sebelum tanggal keberangkatan. Reschedule:
Fast Money. Pendakian terakhir 7 gunung tertinggi di pulau JawaHalo, Assalamualaikum! Rasanya, baru lagi nih ngetak-ngetik setelah beberapa bulan dikekang sama penyakit mager level akut wkwk. Jangankan untuk nulis, buka laptop pun aja mager banget rasanya hahaha. Padahal, sebenarnya pengen banget sharing perjalanan terakhir gue tentang Solo Trip Pendakian ke Gunung Raung di bulan Desember 2020 kemarin. Baiklah, gue coba ceritakan kembali mumpung belum lupa, semoga belum basi yak, bulan Desember 2020 kemarin, Alhamdulillah, gue dapat berkesempatan mendaki gunung Raung dan sekaligus juga menuntaskan pendakian tujuh gunung tertinggi di pulau Jawa Seven Summits of Java versi pendaki. Di samping itu, pendakian gunung Raung juga merupakan wish list terakhir gue di tahun 2020 setelah gunung Dempo. Dan, Alhamdulillah gue bisa menyambanginya setelah sebelumnya mengalami beberapa perencanaan yang tertunda terus, hehehe. Rejeki ga kemana!Pada pendakian gunung Raung ini, masih bertemakan solo hiking! "Kok, kayanya hobby banget solo hiking terus?", tanya salah seorang dari kawan gue. Beberapa alasan mendasar yang menjadi alasan gue untuk melakukan solo hiking bukan lain dan bukan tidak karena sulitnya mencari teman barengan. Ketidakcocokan jadwal dari masing-masing kami menjadi salah satu penyebabnya. Maklum, rata-rata punya kesibukan dan urusannya masing-masing. Walaupun pendakian ini bertemakan solo hiking, namun gue tetap menggunakan jasa open trip. Kenapa begitu? yap, karena salah satu persyaratan untuk melakukan pendakian gunung Raung yaitu harus didampingi dan menggunakan jasa pemandu guide setempat yang sudah berpengalaman, mengingat sulitnya medan pendakian sehingga memerlukan alat-alat climbing yang proper. Menurut gue, itu hal yang bagus. Jadi, tidak sembarang orang dapat melakukan pendakian, sekaligus juga sebagai bentuk pencegahan terjadinya kecelakaan dalam 1Dengan menyandang status yang sudah tidak bujang lagi, dalam hal perizinan mendaki lumayan mengalami sedikit hambatan. Sekarang, restu istri pun menjadi sebuah prioritas, hahaha. Maklum, namanya juga pergi naik gunung, pergi dari rumah berhari-hari dan tanpa kabar. Siapa yang ga resah, kan? hehe. Setelah restu didapat, siang itu tanggal 24 Desember 2020 gue bertolak menuju bandara Soekarno-Hatta dengan menggunakan bus DAMRI dari Depok. Kok, bandara? Yap, pada perjalanan kali ini gue tidak menggunakan jalur darat lagi seperti yang gue lakukan pada pendakian gunung Dempo sebelumnya, haha. Walaupun sebenarnya bisa, namun gue memilih menggunakan pesawat, guna mempersingkat waktu perjalanan. Sebab, akan membuang banyak waktu apabila menggunakan jalur darat, mengingat titik basecamp gunung Raung berada di Kalibaru, Banyuwangi. Sekitar 90 menit sebelum waktu lepas landas, gue sudah tiba di bandara Soekarno-Hatta. Penerbangan gue kali ini menuju Surabaya dengan jadwal take-off pukul 1800 WIB. Hal ini sama juga seperti pada pendakian gunung Arjuno-Welirang di tahun 2019 lalu, yaitu dengan menggunakan pesawat menuju Surabaya. "Kenapa memilih Surabaya?", "Kenapa ga langsung ke Banyuwangi aja?". Ada beberapa alasan dan pertimbangan kenapa gue memilih ke Surabaya, diantaranya adalah;Harga tiket pesawat Jakarta ke Surabaya lebih murah ketimbang ke penerbangan Jakarta ke Surabaya lebih fleksibel ketimbang ke Banyuwangi terletak lumayan jauh dari lokasi basecamp, sehingga perlu menggunakan transportasi lagi untuk hendak melakukan check-in, kemudian petugas maskapai menginfokan bahwa penerbangan mengalami delay, yang seharusnya pesawat berangkat pukul 1800 WIB bergeser menjadi pukul 1915 WIB. Panik, dong? Jelas, gue panik banget, karena gue sudah merencanakan untuk melanjutkan ke Kalibaru Banyuwangi dengan menggunakan jasa angkutan travel pada pukul 2030 WIB, dan gue pun sudah membuat janji dengan driver tersebut untuk dijemput di bandara Juanda Surabaya pada jam yang sudah dijadwalkan. Semoga aja masih keburu. Jadi, buat kalian yang ga mau ribet untuk menuju Banyuwangi dari Surabaya, sebaiknya gunakanlah jasa angkutan travel seperti ini. Kalian tinggal duduk aja dan ga perlu repot gonta-ganti transportasi lagi. Sudah banyak juga beberapa titik penjemputannya, salah satunya dari Bandara Juanda yang ga gue inginkan akhirnya terjadi, pesawat baru landing di bandara Juanda Surabaya pada pukul 2030 WIB, jam yang seharusnya travel tersebut sudah berangkat! Dengan rasa tergesa-gesa, gue langsung bergegas menuju tempat pengambilan bagasi sambil menghubungi si driver tersebut untuk minta agar gue ditungguin, hahaha. Dengan raut muka yang kesal dan bete pada saat itu, Alhamdulillah si driver masih setia nungguin gue di halaman parkir bandara, wkwkwk. Ga lupa juga gue bilang maaf dan terima kasih sudah mau nungguin, hehe. Tidak lama dari itu, mobil travel mulai bertolak dari bandara Juanda Surabaya menuju Kalibaru Banyuwangi. Jika dilihat dari schedule tersebut, travel akan tiba di Kalibaru Banyuwangi sekitar pukul 0400 WIB pagi. Mari kita nikmati 2Surabaya - Kalibaru - BasecampKetika memasuki daerah sekitar Lumajang, mobil yang gue tumpangi mampir ke salah satu rumah makan. Pada saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 0213 WIB. Rupanya, travel ini sudah include dapat makan juga, mantap! Hahaha. Alhamdulillah, bisa isi perut dulu, hehe. Selepas isi perut, perjalanan dilanjutkan kembali. Jam demi jam berlalu, dan rasa cemas pun tiba-tiba terbesit dalam pikiran, "kira-kira bakal keburu ga ya tiba di Kalibaru sebelum pukul 0600 WIB pagi?", mengingat kondisi lalu lintas pada saat itu terbilang sangat padat. Jadi, jika mengacu dari jadwal/rundown trip pendakian, kami para pendaki diwajibkan sudah tiba di basecamp maksimal pukul 0600 WIB pagi, karena pendakian akan dimulai pada pukul 0700 WIB. Semoga aja keburu. Aamiin. Alhamdulillah, sekitar pukul 0450 WIB gue sudah tiba di Kalibaru, lokasi persisnya itu di dekat sebuah pasar, biasanya warga lokal menyebutnya Pasar Kalibaru. Di lokasi inilah sebagai tempat bertemunya gue dengan salah seorang pemandu trip. Oh, iya, salah satu pemandu yang menjadi PIC untuk trip Raung kali ini bernama Mas Nuggi. Selang 5 menit menunggu, kemudian gue langsung dijemput oleh Mas Nuggi untuk langsung menuju ke salah satu klinik yang berada di daerah sana sebelum menuju basecamp. Jika ditanya, "mau ngapain ke klinik?". Jadi, kami para pendaki masih diwajibkan untuk cek kesehatan fisik sebagai syarat untuk melakukan pendakian, dan diwajibkan dilakukan pemeriksaan di puskesmas/klinik yang berada di daerah Kalibaru saja. Di luar dari daerah tersebut tidak berlaku. Hmmm, repot juga ya? Maklum, inilah risiko mendaki di kala dilakukan pemeriksaan kesehatan, kemudian gue dan pendaki yang lainnya langsung menuju basecamp dengan menggunakan sepeda motor. Seperti yang diketahui, terdapat beberapa basecamp pendakian di gunung Raung. Biasanya para pendaki menyebutnya dengan nama basecamp A, basecamp B, atau basecamp C. Basecamp untuk trip pendakian ini bernama "Basecamp Pak Aldi". Menurut Mas Nuggi, jarak dari klinik ke basecamp tidak terlalu jauh, hanya saja jalur yang dilalui memang kurang bagus. Sekitar 15 menitan perjalanan, pada pukul 0620 WIB gue sudah tiba di basecamp dan pada saat itu juga sudah ada beberapa pendaki yang tengah rapih-rapih packing dan sarapan. Oke, mari kita packing juga! Day 2Basecamp - Camp 1Setelah beres sarapan dan repacking alat-alat pendakian, kemudian gue dan 13 pendaki lainnya diberikan briefing singkat oleh Mas Nuggi. Pada briefing tersebut, hanya membahas mengenai detail fasilitas trip pendakian yang didapat, protokol kesehatan selama pendakian, dan pembagian alat-alat climbing pendakian. Untuk fasilitas trip pendakian, mengikuti kategori paket mana yang dipilih. Adapun beberapa fasilitas yang gue dapat pada salah satu paket trip pendakian yang disediakan, di antaranya adalahGuide RaungSimaksi pendakian - alat panjat safetyOjek Kalibaru - Basecamp PPOjek Basecamp - Pos 1 PPRumah singgah Basecamp Pak AldiPorter air tim 15/30Makan 2x berangkat dan pulang di basecampMug gunung RaungDokumentasi timDari beberapa fasilitas yang disediakan, menurut gue ini sudah lumayan murah ketimbang yang ditawarkan oleh pihak penyelenggara trip lain. Oke, lanjut ke cerita. Selesai briefing, kemudian kami langsung diantar menuju Camp 1 dengan menggunakan ojek motor. Sebelum dilanjutkan ke Camp 1, kami terlebih dahulu diwajibkan berkumpul di kantor sekretariat gunung Raung untuk melakukan registrasi ulang sekaligus juga mengikuti pengarahan dari petugas setempat. Pengarahan di sini lebih ditekankan pada aturan dan tata tertib selama pendakian. Setelah dari itu, langsung dilanjutkan menuju Camp 1. Lama perjalanan dari lokasi kantor sekretariat ke Camp 1 tidak begitu jauh, kurang lebih sekitar 25-30 menit dengan menggunakan ojek motor. Sekitar pukul 0821 WIB pagi, gue sudah tiba di Camp 1. Saat tiba di Camp 1, rupanya sudah banyak rombongan pendaki yang berasal dari trip lain. Camp 1 di sini kalo gue bisa bilang, mirip seperti pangkalan ojek motor, wkwk. Seru juga, sih. 2Camp 1 - Camp 2Dari Camp 1, pergerakan berikutnya yaitu dengan berjalan kaki. Jika dilihat dari rundown, lama perjalanan Camp 1 menuju Camp 2 itu kurang lebih 3 jam! Jauh banget, dong? hahaha. Trek awal masih berupa pekarangan kebun kopi, jalur berlika-liku, dan hanya sedikit menanjak. Makin terus bergerak, lama kelamaan napas mulai kembang kempis juga, wkwkwk. Padahal, jalurnya belum begitu ekstrim, tapi fisik sudah terasa capek, sepertinya ini karena isi keril yang berat, haha. Setelah 45 menit berjalan, kami tiba pada sebuah pondokan, yang biasanya para pendaki menyebutnya dengan Camp 2 Bayangan. Oke, langsung turunkan keril dari pundak dan istirahatin kaki sebentar. Sinar matahari pada saat itu sangat terik di kulit, dan keril pun diberatkan oleh logistik beserta alat climbing, hal itulah yang membuat fisik terkuras habis. Tidak mau berlama-lama beristirahat, perjalanan dilanjutkan kembali. Selepas Camp 2 Bayangan, trek mulai memasuki hutan, walaupun ga begitu tertutup rapat. Sejauh ini, belum ditemukan medan yang terbilang curam atau terjal, masih trek landai dan sedikit menanjak saja tapi sangat panjang, haha. Sesekali juga kami break singkat di tengah-tengah perjalanan cuma untuk mengumpulkan napas yang semakin ga stabil, wkwk. Pergerakan terus dilakukan hingga akhirnya kami tiba di Camp 2 sekitar pukul 1100 WIB. Saat kami baru tiba di Camp 2, belum banyak pendaki yang ada di sana, baru beberapa saja. Dan selang beberapa menit kemudian disusul oleh pendaki yang lainnya. Camp 2 memiliki area yang cukup luas, di mana terdapat sebuah pondokan yang bisa digunakan oleh para pendaki untuk berteduh apabila turun 2Camp 2 - Camp 3Saking asiknya kelamaan beristirahat, sampai lupa kalau perjalanan harus dilanjutkan kembali, hahaha. Seluruh anggota tubuh pun terbawa suasana mager. Beginilah kalau kelamaan istirahat. Oke, perjalanan kami lanjutkan kembali menuju Camp 3. Trek menuju Camp 3, menurut gue, tidak jauh berbeda dengan trek-trek sebelumnya. Mungkin karena semakin menipisnya tenaga, trek-pun terasa makin berat, hmmm. Ga kerasa juga persediaan air minum semakin berkurang seiring tegukan demi tadinya rombongan kami berjalan beriringan, lama kelamaan semakin berjarak dan terbagi, hahaha. Rombongan yang depan untuk kaum-kaum yang bernapas kuda, sedangkan rombongan yang belakang untuk pasukan-pasukan usia lanjut, wkwk. Gue akuin, fisik gue pun hancur-hancuran juga. Ga tau, kenapa bisa capek banget! Hahaha. Saat memasuki pukul 1225 WIB, kami akhirnya tiba di Camp 3. Alhamdulillah, bisa selonjoran dulu, hehehe. Tidak seperti Camp 2, area Camp 3 tidak begitu luas. Jika dikira-kira, hanya cukup diisi untuk 2-3 tenda yang berkapasitas 4 saja. Saat sedang nyaman beristirahat, tiba-tiba turun gerimis. Pergerakan pun kami lanjutkan kembali dengan harapan bisa tiba di Camp 4 sebelum hujan deras turun. Day 2Camp 3 - Camp 4Selepas Camp 3, trek pendakian berubah jadi menurun. Tentu ada rasa senang, karena pergerakan menjadi lebih cepat dari sebelumnya, hahaha. Saat di tengah perjalanan menuju Camp 4, cuaca semakin kurang bersahabat. Yang tadinya hanya sekadar rintik-tintik ringan, tiba-tiba beralih menjadi tumpahan hujan yang sangat deras. Sepatu dan beberapa pakaian lainnya sudah tidak terbendung lagi oleh air hujan yang sudah membasahi kemana-mana. Air hujan dan keringat seakan sudah menyatu di kami akan makan siang di Camp 4. Namun, sepertinya akan sangat merepotkan sekali apabila hujan tak kunjung reda juga. Karena kondisi hujan pada saat itu, membuat rombongan kami semakin terbagi lagi. Sebab, ada yang memutuskan berhenti untuk berteduh, ada juga yang tetap lanjut bergerak. Gue salah satu yang tetap lanjut bergerak. Alhamdulillah, kondisi hujan mulai mereda seiring pergerakan naik menuju Camp 4. Dan sekitar pukul 1330 WIB, kami tiba di Camp 4. Tidak lama-lama, segera mengisi perut dengan bekal nasi bungkus yang sudah kami bawa dari basecamp. Ketika sedang asik-asiknya menyantap makanan, tiba-tiba hujan turun lagi. Terpaksa harus melanjutkan makan di bawah flysheet salah satu pendaki yang sedang berteduh juga. Hmmm. Foto diambil saat perjalanan turun ke Camp 1Day 2Camp 4 - Camp 5 - Camp 6 - Camp 7Seberes makan, perjalanan dilanjutkan kembali. Waktu pada saat itu sudah menunjukkan pukul 1415 WIB. Walaupun perut sudah diisi, ternyata tidak memberikan dampak yang signifikan juga untuk gue. Fisik masih saja loyo seperti yang sebelum-sebelumnya. Atau, ini sebenarnya disebabkan karena kondisi hujan? Bisa jadi berpengaruh. Beban keril juga terasa semakin berat karena sebagian kondisinya sudah basah. Jika dilihat dari rundown pendakian, jarak dari Camp 4 menuju Camp 7 memakan waktu sekitar 3 jam. Kondisi hujan yang tak kunjung reda disertai medan pendakian yang berubah menjadi tidak karuan, menyebabkan gue tidak bisa mendokumentasikan pendakian. Jangankan untuk mengambil gambar, untuk menaikkan keril yang merosot dari pundak aja rasanya udah minta ampun, wkwk. Bergerak dan istirahat, cuma itu yang bisa gue terapkan untuk dapat segera tiba di Camp 7. Di kepala hanya terbesit motivasi, "Camp 7, Camp 7, Camp 7". pendakian sudah mulai terbuka dan melipir ke arah kiri, ini menandakan bahwa Camp 7 sudah semakin dekat. Karena hari sudah memasuki waktu petang, jarak pandang menjadi sangat terbatas. Ga ada lagi yang gue inginkan pada saat itu, kecuali dapat segera tiba di Camp 7. Udah capek, coy! Hahaha. Alhamdulillah, sekitar pukul 1740 WIB, akhirnya tiba juga di Camp 7. Gue cukup kesulitan mencari lapak untuk membuka tarp tent, karena hampir semua sudut di area ini sudah dipadati oleh tenda para pendaki. Oh, iya, di pendakian gunung Raung kali ini gue menggunakan tarp tent. Sama seperti pada saat pendakian di gunung Dempo waktu lalu. Seberes mendirikan tarp tent dan makan malam, mata secara otomatis terpejam kantuk. Tidur pulas pun tidak terelakan lagi. Mari kita simpan tenaga untuk summit jam 2 dini hari 3Camp 7 - Camp 8Sekitar pukul 0120 dini hari, suara bising dan lalu-lalang langkah kaki mulai terdengar dari luar tenda. Ternyata sudah ada beberapa rombongan pendaki lain yang berangkat summit lebih awal. Sambil mengusap mata yang masih kantuk-kantuknya, sarapan instan pun dibuat sebagai asupan tenaga sebelum melakukan summit. Diselingi juga menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang akan dibawa untuk summit. Air mineral 1,5 liter, alat-alat climbing, P3K, dan beberapa camilan, semuanya sudah ter-packing rapi dalam backpack yang akan gue bawa. Kami mengawali summit sekitar pukul 0230 WIB. Check point berikutnya adalah Camp 8. Oke, Bismillah, semoga lancar, info dari salah seorang guide rombongan kami, Pak Aldi, jarak Camp 8 sampai dengan Camp 9 masing-masing memakan waktu kurang lebih hanya satu jam. Ya, lumayan, tidak sampai berjam-jam, wkwk. Dinginnya udara mulai menggerogoti hampir ke seluruh bagian tubuh, tak terkecuali satupun. Apalagi ketika tubuh berdiam sejenak saat break di tengah jalur pendakian. Kondisi sepatu yang masih basah bekas kehujanan kemarin, menjadi penyumbang dingin paling banyak. Kedua sarung tangan yang dikenakan juga tidak memberikan dampak apa-apa. Tangan masih saja terasa kebas. Dengan napas yang terpengap-pengap, sekitar pukul 0330 WIB, akhirnya kami tiba di Camp 8. Pada saat itu, belum ada sinar matahari yang mengintip ke permukaan, hanya pekatnya gelap yang masih terbungkus rapat. Tidak banyak yang bisa diamati jelas pada sekitar. Singkat istirahat, pergerakan dilanjutkan kembali menuju Camp 3Camp 8 - Camp 9 - Puncak BenderaSemakin bergerak ke atas, pantulan sinar matahari perlahan mulai merambat naik dikit demi sedikit. Cahaya berwarna emas kemerah-merahan matang nampak begitu indah untuk dipandang. Kedua lensa bola mata sangat begitu antusias merekamnya. Tidak ada sedikitpun pandangan yang dipalingkan. Kira-kira, seperti itulah sambutan yang diberikan oleh alam semesta untuk seluruh makhluk yang ada di Bumi. Indah dan penuh hangat. Masya Allah. Sekitar pukul 0500 WIB, kami sudah tiba di Camp 9. Di Camp 9, kami hanya sekadar beristirahat sambil ngobrol-ngobrol aja, karena rencananya, kami akan memasang peralatan climbing di Puncak Bendera. Selepas beberapa menit, pergerakan kami lanjutkan kembali. Sama seperti gunung-gunung lain ketika ingin menuju puncak, jalur pendakian sudah tidak lagi berupa hutan yang tertutup. Jalur sudah mulai didominasi oleh bebeatuan kecil dan sedang. Biasanya kita menyebutnya dengan "batas vegetasi". Dari kejauhan, Puncak Bendera sudah dapat dilihat. Alhamdulillah, satu per satu dari kami tiba di Puncak Bendera sekitar pukul 0530 WIB. Di sini, sudah tidak ada lagi pohon tinggi yang dapat melindungi kami dari terpaan angin, udara dingin pun tidak terelakan lagi untuk tubuh. Tidak lama setelah kami tiba di puncak, Pak Aldi mulai memasangkan alat climbing ke kami secara bergantian. Seberes alat climbing sudah terpasang seluruhnya, selanjutnya beliau memberikan briefing singkat mengenai beberapa panduan, tips, dan himbauan terkait trek yang akan kami lalui berikutnya, hingga akhirnya tiba di titik terakhir, yakni Puncak Sejati. Day 3Puncak Bendera - Puncak SejatiSekitar pukul 0600 WIB, kami mulai mengawali langkah menuju Puncak Sejati. Selepas Puncak Bendera, jalur pendakian sudah full 100% bebatuan dan berpasir. Langkah yang hati-hati sangat diperlukan dalam mengarungi trek demi trek-nya. Pandangan pun harus terus terfokus pada tiap pijakan yang kita pilih. Dengan formasi yang membentuk satu barisan memanjang, menjadikan standar safety yang wajib diterapkan oleh kami. Ketika hendak bergerak maju, memanjat atau turun, harus dipastikan carabiner sudah terkait dengan benar ke webbing dan kernmantle. Sebenarnya, tidak begitu sulit saat menggunakan alat-alat tersebut selama digunakan dengan baik dan benar sesuai yang diinstruksikan. Namun tetap perlu berhati-hati dan mawas menuju Puncak Sejati, tidak seluruhnya diperlukan alat climbing, karena selepas melewati jalur siratal mustaqim, jalur sudah mulai kondusif dan bisa dilalui tanpa alat climbing lagi. Dari sini, Puncak Sejati sudah mulai terlihat dari bawah, tinggal melewati satu tanjakan terakhir lagi. Jalur sudah berubah menjadi yang menanjak terjal. Medan pendakian sudah didominasi oleh bebatuan kecil, sedang, hingga besar. Perlu kehati-hatian ketika berada di sana, karena sering kali batu berjatuhan dari arah atas. Saking vertikalnya tanjakan tersebut, gue cuma bisa melangkahkan kaki selangkah dua langkah aja, kemudian berhenti untuk menghela napas. Engap, coy! Hahaha. Hal itu konstan gue lakukan, hingga akhirnya dapat membawa gue tiba di Puncak Sejati tepat pada pukul 0820 WIB. Perjuangan yang harus dibayar kontan, Alhamdulillah. Mari abadikan moment yang indah 3Puncak Sejati - Camp 7 - BasecampGa kerasa sudah 30 menit berlalu saat di Puncak Sejati. Selanjutnya, kami mulai meninggalkan puncak dan kembali turun ke Camp 7. Tidak lupa juga kami mampir ke Puncak Tusuk Gigi untuk sekadar mengambil gambar. Puncak Tusuk Gigi sendiri merupakan sebuah area yang diisi oleh tumpukan batu-batu besar yang menjulang tinggi memanjang. Karena hal itulah disebut dengan "Puncak Tusuk Gigi". Selepas itu, kami lanjutkan perjalanan turun ke Camp 7. Waktu sudah siang dan matahari semakin terik. Sekitar jam 1200 WIB, kami sudah tiba di Camp 7, Alhamdulillah. Mari luruskan kaki sambil masak untuk makan siang, hehehe. Rencananya, gue masih menghabiskan satu malam lagi Di Camp 7, dan akan melanjutkan perjalanan turun ke Camp 1 di keesokan harinya. Karena, idealnya memang seperti itu. Setelah melakukan summit yang berat, sebaiknya tubuh diberi waktu istriahat yang lebih. Pagi itu, pagi di hari ke-4, gue dan beberapa pendaki yang lainnya sudah mulai sibuk merapikan dan packing perlengkapan. Bahkan, ada juga yang sudah pergi turun ke Camp 1 duluan. Buru-buru mungkin, hahaha. Sekitar jam 0700 WIB, gue sudah mulai bergerak meninggalkan Camp 7. Bismillah, seharusnya perjalanan turun akan lebih mudah dibanding perjalanan naik kemarin, apalagi ditambah dengan kondisi fisik yang sudah di-recovery, hehe. Benar aja, tidak membutuhkan waktu lama, gue sudah tiba di Camp 1, hahaha. Kemudian dilanjutkan menuju basecamp dengan menggunakan ojek motor yang kebetulan mereka sudah standby sedari tadi. Alhamdulillah, sekitar pukul 1200 WIB, gue sudah tiba di basecamp dan akhirnya bisa mengakhiri pendakian 3 hari 2 malam ini, Summits Pulau Jawa SelesaiAlhamdulillah, pendakian kali ini dapat berjalan lancar, aman, sehat, dan tepat waktu. Mengingat besok pagi adalah jadwal flight kepulangan gue, jadi, pukul 2100 WIB malam nanti, gue akan bertolak dari Kalibaru menuju Surabaya dengan menggunakan travel yang sama seperti saat keberangkatan kemarin. Jadwal dan estimasi waktu tersebut sudah gue atur pada rundown yang gue buat. Semoga saja berjalan lancar dan tidak ada hambatan, Aamiin. Singkat cerita, pagi itu gue sudah berada di Bandara Juanda Surabaya setelah sebelumnya melakukan perjalanan malam yang panjang dari Banyuwangi. Beberapa menit lagi, akan memasuki waktu boarding. Selama menunggu di ruang gate, banyak berseliweran lamunan-lamunan di dalam kepala. Berucap syukur adalah aktivitas yang paling sering gue lakukan pada saat itu. Dengan berakhirnya pendakian gunung Raung ini, Alhamdulillah, berarti gue sudah melengkapi pendakian di tujuh gunung tertinggi di pulau Jawa. Kalau dibilang beruntung, belum tentu. Kalau dibilang rejeki, sudah pasti. Karena, tidak ada hasil yang tanpa pemberian-Nya. Semoga semuanya akan membawa dan memberikan manfaat yang baik untuk di kehidupan sehari-hari. Semoga menular juga untuk puncak-puncak di pulau yang lainnya. Aamiin. Terima kasih.
Gunung Lawu dengan ketinggian Mdpl. merupakan salah satu tujuan favorit pendaki. Selain dari jalur Cemoro Sewu dan Cemoro Kandang, pendaki juga bisa mencapai puncak Gunung Lawu via Candi Cetho. Gunung Lawu terletak di Pulau Jawa, Indonesia, tepatnya di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Gunung Lawu terletak di antara tiga kabupaten yaitu Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Kabupaten Ngawi, dan Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Tentang Candi Cetho Kali ini saya akan memilih Pendakian melalui jalur Candi Cetho yang letaknya di kawasan Ngargoyoso Kabupaten Karang Anyar, Jawa Tengah. Pintu pendakian Candi Cetho sangat mudah untuk diakses karena letaknya memang berada di kawasan wisata. Jalur Candi Cetho ini juga sangat populer dikalangan para Pendaki. bagaimana tidak? Cetho ini memiliki jalur paling panjang diantara 2 jalur lainnya Cemoro Sewu dan Cemoro Kandang. Jalur Cetho juga terkenal dengan Sabana yang sangat luas dan pemandangan yang sangat indah, serta mitos-mitos keangkeran yang ada sejak dulu menyelimuti di jalur ini. Berikut Artikelnya Kali ini saya akan mengulas perjalanan pendakian saya dari Jakarta menuju Gunung Lawu. Saya akan mencoba untuk benar-benar meminimalisir budget yang saya gunakan guna mencapai basecamp Gunung Lawu. Basecamp nya sendiri terletak di kabupaten Karang anyar Jawa Tengah. membutuhkan waktu sekitar ±15 jam untuk mencapai tempat ini dari titik pemberangkatan awal, yaitu Jakarta. Akses Transportasi Perjalanan menuju basecamp Gunung Lawu bisa menggunakan beberapa angkutan umum antar provinsi seperti Kereta,Bus dan tentu Pesawat Terbang untuk sampai di Solo. Untuk meminimalisir budget perjalanan, saya memilih kereta untuk transportasi menuju Solo, stasiun tujuan saya adalah Solojebres Solo. untuk pembelian tiket yang pasti pilih EkonomiC yamurah meriah. ada beberapa pilihan kereta EkonomiC menuju Solojebres. antara lain Matarmaja EkonomiC dan Brantas EkonomiC. Harganya bervariasi mulai dari tapi ingat, di Indonesia ini semakin murah semakin ramai, jadi ya kalian harus rela desak-desakan. Tips Dikarenakan tiket Ekonomi ini cepat sekali habis, disarankan memesan dari jauh-jauh hari sebelum jadwal pemberangkatan kereta. - Baiknya dari H-30/2 minggu sebelum pemberangkatan kereta. - Jika tidak ingin berlama lama di Jawa Tengah akan lebih irit jika sudah memesan tiket pulang pergi. - Toh kalopun gajadi bisa refund walau sedikit ribet. Saya sendiri menggunakan kereta Brantas dengan harga yang terjangkau, tiket untuk perorangan berkisar untuk sekali pemberangkatan, Perjalanan ditempuh ±11 jam dari stasiun SENEN-SOLO. SoloJebres menuju Basecamp Jarak tempuh Stasiun-Basecamp Cetho itu masih tergolong lumayan jauh ±25km dari stasiun SoloJebres waktu tempuh ±2jam perjalanan menggunakan mobil. Setelah bertanya tanya dengan beberapa penjual makanan di area Stasiun, ternyata tidak sulit untuk mencari kendaraan menuju basecamp, Di stasiun SoloJebres banyak warga setempat yang menyediakan angkutan pribadi yang siap mengantar sampai ke depan basecamp Gunung Lawu via Candi Cetho, harga yang ditawarkan pun masih terjangkau, kisaran 300-350/untuk sekali pengantaranjangan lupa tawar menawar Selesai nego menego saya mendapatkan mobil yang siap mengantar menuju basecamp dengan biaya antar. karna saya berangkat dengan 7 orang, jadi = Masih sangat terjangkau kan? Tidak lama istirahat di Stasiun saya pun langsung bergegas menuju basecamp, setelah 1 jam perjalanan ke arah basecamp jalan mulai menanjak dan berbelok-belok, jalan akan lebih menanjak ketika sudah dekat dengan basecamp. Total biaya transportasi dari Jakarta-Basecamp Total biaya untuk perjalanan pergi dari Jakarta menuju Candi Cetho, saya cukup menghabiskan uang saja untuk transportasi keberangkatan dari Jakarta sampai Basecamp Gunung Lawu. Lumayan banget kan buat meminimalisir biaya. jika sudah mempersiapkan dengan matang untuk tiket pulang-pergi berarti hanya membutuhkan biaya ± taruh lah untuk PP sudah balik sampai Jakarta. Akses jika melakukan perjalanan solo/sendiri - Jika kalian melakukan perjalanan sendiri/solo dan tidak mungkin untuk Carter mobil sendirian karna terlalu mahal, kalian bisa menggunakan angkutan umum mobil elf yang menuju ke pasar kemuning, biayanya ± dari pasar kemuning lanjut naik ojek sampai Basecamp Candi Cetho. Biaya ± - Perjalanan menggunakan elf dilakukan jangan lewat dari jam 0400sore. Karna setau saya di jam segitu sudah sangat jarang elf yang beroperasi. Ini hanyalah estimasi perjalanan, usahakan membawa uang lebih/tidak cekak, karna perjalanan setiap orang pasti berbeda-beda dan artikel ini hanya membahas tentang biaya transportasi, jadi untuk biaya logistik dll tidak dijelaskan ya. Ringkasan estimasi perjalanan Stasiun-Kereta-Harga-PP SENEN-SOLOJEBRES - BRANTAS SENEN-SOLOJEBRES - MATARMAJA Carter Mobil /Pergi /Pulang Pergi ÷ 7 = Pulang ÷ 7 = = - Kereta yang tertera adalah Kereta Ekonomi C - Charter Mobil Avanza, Ertiga, Luxio. Itu adalah sedikit gambaran tentang estimasi perjalanan saya dari Jakarta ke Gunung Lawu. Estimasi tidak akan selalu sesuai dengan gambaran perjalanan sesungguhnya, jadi persiapkan semua dengan matang. Kita tidak akan tau apa yang akan terjadi dijalan/dipendakian, tapi jika kita sudah dipersiapkan semua dari awal, insyaallah semua akan baik-baik saja. Keep safety. Jaga kebersihan dan bawa turun sampahmu. Note Pendakian ini dilakukan pada akhir tahun 2019 Semoga bermanfaat. dan jangan lupa share ya. Terima Kasih
Pintu pendakian Gunung Lawu via Candi Cetho sobat alam...Hanya 300 ribuan ? Estimasi transportasi biaya dan waktu pendakian Gunung Lawu Via Candi Cetho dari Jakarta, mari sobat kita simak dahulu tentang Gunung Lawu dengan ketinggian MDPL berada di Pulau Jawa, Indonesia, tepatnya di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Gunung Lawu berada di antara tiga kabupaten yaitu Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Kabupaten Ngawi, dan Kabupaten Magetan, Jawa Timur pendakian gunung Lawu via Candi Ceto merupakan jalur favorit untuk para pendaki karena keindahan sabana nya dan juga keindahan lautan awannya. Jalur pendakian Gunung Lawu Via Candi Cetho berada di Karanganyar, Jawa basecamp Candi Cetho berada di Cetho, Gumeng, Jenawi, Kabupaten Karanganyar. Di mana, lokasi ini berasa di dalam satu kompleks wisata Candi saya telah lama berkeinginan untuk mendaki Gunung Lawu, keinginan itu saat melihat berita dan juga cerita dari teman-temanku tentang keindahan Gunung Lawu yang memanjakan mata, begitu pula dengan cerita dari para sahabat dan berbagai media, semakin memantapkan untuk melakukan pendakian ke Gunung Lawu, tapi baru terlaksana bersama teman-teman dari komunitas JAPENA Jelajah Pendaki Nusantara. Dan pada tahun 2019 kami melakukan pendakian ulasan catatan perjalanan kami Estimasi transportasi biaya dan waktu pendakian Gunung Lawu Via Candi Cetho dari Biaya TransportasiTransportasi Jakarta - SoloKami berangkat dari Jakarta tanggal 5 September 2019, bersama teman-teman dari JAPENA 14 orang, 2 orang dari Temanngung janjian di base Pasar Senen naik kereta dari Stasiun PS. Senen - Jakarta - Stasiun Purwosari - Solo menggunakan kereta api murah meriah yaitu KA Matarmaja dengan harga tiket saat itu Rp. St. Pasar Senen JakartaStasiun Solo Purwosari - Base Camp CethoSetelah tiba di Stasiun Solo Purwosari, tak lama mobil L300 cateran dari base camp candi cetho datang, dan kamipun memasukan tas dan barang cater mobil saat itu Rp. Jika sobat memerlukan kendaraan untuk akses dari Stasiun Solo Purwosari ke base camp Candi Cetho, bisa hub Mas Sugeng Reco 0852-6893-8299 - Base Camp Purwosari lapar butuh asupan makanan untuk menyambung hidup hehehe kami makan pecel lele di sebrang makan selesai kamipun berangkat menuju base camp Candi Cetho kurang lebih 1 jam 20 menit dengan isi 12 orang di mobil L300, lumayan pipi ketemu pipi tapi asyik 😄Sesampainya di BC kamipun ngobrol dulu menikmati sejenak suasana malam di base camp Candi Cetho sambil ngopi dan sebat ditambah sebat, ditambah lagi hehe, kemudian kami istrahat agar besok badan fit tiba dan kita sarapan kembali mengisi perut biar kuat menghadapi trek biaya simaksi Rp. per Agustus 2022 simaksi Rp. Camp Barokah Gunung Lawu jalur pendakian via Candi CethoEstimasi Waktu PendakianBase Camp - Pintu Gerbang PendakianSetelah sarapan, packing ulang, pemanasan dan membayar simaksi kamipun berangkat melakukan pendakian dari Base Camp jam 0745 sampai pintu gerbang jam 0817 kurang lebi durasi 28 cetho melewati Candi Cetho Pintu gerbang trek pendakianpun kelihatan, kami menyerahkan dokumen syarat pendakian dan peraturan, yang dijelasakan oleh petugas. Kamipu berdoa sebelum melanjutkan perjalanan dan tak lupa cekrak cekrek sebelum star pendakianPintu Gerbang Pendakian Via Candi Cetho Basecamp – Pos 1 Mbah BrantiDari gerbang trek masih landai dan memanjakan kaki terlihat perkebunan warga, tak lama tiba di Candi Kethek "Monyet" dalam bahasa Indonesia. Jalurnya melewati sisi kiri candi dari pintu rimba, Jarak dari pintu rimba menuju Candi Kethek adalah sekitar 764 Patirtan Sapto Resi sumber air kolam yang daliri 7 pancuran yang berada diantara pintu rimba dan pos 1. Lokasinya tepatnya berada di situs Patirtan Sapto Resi yang konong merupakan bagian dari komplek bangunan candi di masa waktu perjalanan menuju Pos I adalah kurang-lebih 47 menit dengan ketinggian sekitar 1 Mbah Branti Pendakian via CethoPos 1 – Pos 2 Brak SengSetelah istrihat kami melanjutkan perjalanan menuju Pos 2, mulai memasuk di kawasan hutan yang banyak didominasi pohon damar dan trek jalur pendakian lebih menanjak dari sebelumnya. Jarak tempuh dari Pos 1 menuju Pos 2 kurang-lebih meter lumayan kan langsung kebakar kalorinya. 😉Jalur Trek Menuju Pos 2 Brak Seng Lawu via CethoJaraknya tersebut bisa ditempuh sekitar 1 jam perjalanan, tergantung dari kecepatan setiap orang 2 memiliki ketinggian di kisaran mdpl. Terdapat shelter dengan atap seng , di area ini bisa untuk membuka tenda menampung 5-6 tenda. Pos 2 Brak Seng Pendakian via CethoPos 2 – Pos 3 Cemoro DowoKondisi trek jalan semakin terjal dan menanjak dari Pos 2 menuju Pos 3. Kami mulai melewati jalur pendakian yang didominasi oleh tanaman akasia gunung di samping kanan dan kiri trek jalan tempuh dari Pos 2 ke Pos 2 adalah sekitar 723 meter, bisa ditempuh kurang-lebih dengan durasi 90 mata air diantara pos 2 dan pos 3, sobat bisa mengisi air dan airnya sangat segar bila diminum langsung, air mineral pabrik kalah deh hehe Pos 3 berada dengan ketinggian ini mdpl dan udara mulai terasa 3 Cemoro Dowo Pendakian via CethoDari Pos 2 kami diiringi burung jalak Gunung Lawu, sampai gelap. dan saat kami turun pun mengikuti sampai matahari terbenam. Berati selamai ini bener seperti cerita-cerita dari para pendaki ikuti Burung Jalak Lawu Pos 3 - Pos 4 PenggikSetelah istirah makan cemilan untuk mengganjal perut di pos 3 kamipun melanjutkan perjalanan nafas mulai 25, 50, 25, 50 lumayan dijumlahkan nafasnya.😅Jalur mulai menanjak untuk menuju Pos 4 dengan ketinggian mdpl. Jarak dari Pos 3 sampai Pos 4 sekitar 824 meter dengan waktu tempuh kurang lebih 100 membatu sesama pendaki di jalurKami pun berpapasan dengan pendaki yang hendak turun, saling sapa dan senyum dan juga saling membantu satu sama lain. Pokonya Luar area ini terdapat tempat yang bisa menampung 3-4 tenda ukuran 4 Penggik Lawu via Candi CethoPos 4 – Pos 5 Bulak PeperanganStar dari pos 4 traknya masih lumayan terjal, tapi tidak lama jalur Terjalnya pendakian mulai sedikit berkurang antara Pos 4 dan Pos 5 yang berjarak kurang-lebih Jalur menuju Pos 5 Bulak PeperanganKamipun sering istirahat di trek ini, sambil sebat...sebatang jalan saat menuju ke pos 5 Bulak Peperangan. Jika sabana sudah mulai terlihat, maka perjalanan akan segera tiba di Pos 5 Bulak Peperangan, waktu bisa ditempuh sekitar 65 5 Bulak Peperangan Pendakian via Candi CethoSesampainya Pos 5, tidak ada shelter. Pendaki bisa mendirikan tenda jika ingin bermalam di sini. Ketinggian Pos Bulak Peperangan ini adalah sekitar mdpl dengan didominasi tanaman pinus dan kejadian aneh saat melewati Bulak Peperangan, kami bingung untuk menentukan arah jalur, karena saat itu sudah gelap. Lama kita berdiskusi untuk menentukan jalan yang benar untuk menuju pos 5. Padahal tidak begitu jauh dari titik kita kebinguna. Saat itu pun kami kedinginan semua, sehingga kami mengambil jaket dari keril untuk menahan dinginnya saat sampai di pos 5 Bulak Peperangan, kamipun menentukan untuk buka tenda disana, karena sudah semakin malam dan fisik dari teman-teman mulai Pos 5 Bulak Peperangan Pendakian via Candi Cetho itu aku mimpi dikejar-kejar orang banyak ingin dibunuh, tapi pada mimpi itu aku bisa terbang seperti gatot kaca, sakti bener aku hehehe, jadi selamatlah aku saat hati, "apakah ini masih ada hubungannya dengan Tuah Prabu Brawijaya V dengan keturunan Adhipati Cepu" ? Entahlah hanya tukang parkir yang bales, bales kiri, bales kanan heheheTapi esoknya badan terasa capek sekali, seketika melihat matahari terbit langsung seger lagi sobat.😍Savana di Pos 5 Bulak Peperangan Pendakian via Candi CethoPos 5 – Gupak MenjanganSetelah sarapan pagi, packing kamipun siap untuk melanjutkan perjalanan menuju puncak dan turun via Cemoro selanjutnya adalah Gupak Menjangan yang berada di ketinggian mdpl. Jarak tempuh menuju Gupak Menjangan adalah sekitar 451 meter dengan waktu tempuh sekitar 50 menit. Dengan trek jalan yang landai bervariasi dan dikelilingi bunga meuju Pos 5 Gupak MenjanganGupakan Menjangan adalah area tempat membuka tenda paling favorit dikalangan pendaki. Area ini di dominasi oleh padang sabana yang membentang begitu luas sehingga bisa menampung banyak tenda, selain itu landscape nya bagus dan indah banget. Wajib disini untuk mengabadikan momen sobat alam Savana Pos 5 Gupak MenjanganSelain itu ada juga telaga musiman yang hanya ada saat musim penghujan, seperti namanya "GUPAKAN" dalam bahasa Jawa "KOBANGAN" bahasa sobat pendaki beruntung bisa melihat kawanan menjangan saat sedang minum di Gupakan air di gupakan menjangan. Air pos 5 gupak menjangan sumber facebook/lawu3265mdplPos 5 Gupak Menjangan – Pasar DiengPasar Dieng selama ini dikenal dengan pasar setan Gunung Lawu. Menurut saya energi di sini berbeda dengan pos lainya. Banyak kejadian-kejadian diluar nalar saat berada disini yang dikenal mistis dan penuh misteri menurut dari berbagai jalurnya menuju Pasar Dieng kombinasi terjal dan landai. Setelah hampir sampai pasar dieng Vegetasi berganti menjadi pohon-pohon cantigi sedikit Cantigi Gunung Lawu Saat melewati Area Pasar Dieng didominasi dengan bebatuan gunung. dan tedapat susunan batu batu yang membentuk seperti piramid yang sengaja disusun oleh para pendaki. Dan ada plakat larangan memindahkan struktur batu bangunan Susun Pasar Dieng Gunung Lawusumber memindahkan batu Pasar Diengsumber Dieng Gunung Lawusumber Pasar Dieng mdpl dengan jarak sekitar 712 meter dari Gupak Menjangan. Jarak menuju Pasar Dieng bisa ditempuh dengan waktu 35 Dieng - Hargo DalemSetelah sampai di Pasar Dieng, perjalanan selanjutnya menuju ke Hargo Dalem. Hargo Dalem merupakan salah satu tempat sakral di Gunung Lawu yang diyakini oleh masyarakat setempat, menjadi persemayaman moksa Prabu Brawijaya V Raja Majapahit yang Raden Brawijaya 5 Hargo Dalem Gunung Lawu sumber Dalam ajaran Hindu Buddha Moksa adalah untuk melepaskan keduniawian dan putaran reinkarnasi. Masyarakat lokal sering berziarah ke Hargo Dalem untuk berdoa atau kegiatan spiritual disana ada juga yang bertujuan malam 1 Syuro biasanya ramai peziarah ke Gunung Lawu dari bebagai daerah tak hanya dari masyarakat lokal. Saat itu saya sebagai tamu, saya pun berdoa di Hargo Dalem mengucap rasa jauh dari Hargo Dalem, terdapat juga warung Mbok Yem, yang disebut sebut sebagai warung tertinggi di Indonesia. Warung yang sangat terkenal legendaris bagi para pendaki. Sobat bisa rehat disana sambil mencoba makanan Khas Mbok Yem, harganyapun cukup murah saat itu Rp. ini berada di ketinggian jarak tempuh dari Pasar Dieng menuju Hargo Dalem kurang lebih 382 meter dapat ditempuh dengan durasi sekitar 1,5 Tertinggi Di Indonesia Warung Mbok Yem Dalem - Puncak Hargo DumillahSelanjutnya menuju Puncak Gunung Lawu yaitu Puncak Hargo Dumillah, ketinggian puncak Gunung Lawu mdpl. Jalur trek menuju Puncak Hargo Dumillah sangat terjal hingga puncak. Jarak tempuh menuju Hargo Dumillah dari Hargo Dalem adalah 260 meter dengan durasi waktu tempuh sekitar 30 Awan Gunung LawuPas cuaca cerah kita beruntung banget bisa disuguhkan lautan awan Gunung Lawu seperti samudra yang sangat indah. Setelah menikmati keindahan dan mendokumentasikan bersama teman - teman dari JAPENA di puncak Gunung Lawu, kamipun bergegas turun menuju jalur Cemoro Hargo Dumillah Gunung Lawu Hargo Dumillah Gunung Lawu Hargo Dumillah Gunung Lawu Pendakian Gunung Lawu Via Cemoro Sewu ulasan catatan perjalanan Estimasi Biaya transportasi dan waktu pendakian Gunung Lawu Via Candi Cetho dari Jakarta. Semoga bisa menjadi acuan info untuk sobat alam yang ingin melakukan pendakian Gunakan standar perlengkapan alat pendakian gunung untuk meminimalisir resiko kecelakaan saat kegiatan pendakian. Lakukan olah raga minimal H-3 sebelum pendakian. Hormati adat budaya setempat dan ikuti peraturannya dan jangn lupa izin keluarga dan rangkuman Total Biaya dan Waktu Pendakian Gunung Lawu Via CethoEstimasi biaya transportasi pendakian Gunung Lawu via Cetho estimasi waktu pendakian Gunung Lawu via Cetho CATATAN Ini hanya Estimasi biaya transportasidan dan waktu pendakian Gunung Lawu Via Candi Cetho dari Jakarta, saat pendakian di tahun 2019. Siapkan biaya lebih untuk pengeluaran biaya tak terduga dan selalu update info seputar Gunung Lawu. Dan juga siapkan fisik sobat dengan baik untuk kegiatan berpetualang! Hormati adat budaya setempat!keep safety !BAWA TURUN SAMPAHMU!ALAM NESIALANGKAHKAN KAKI
backpacker ke gunung lawu dari jakarta